Selamat Datang Di Laboratorium Akuntansi dan Keuangan IKOPIN

............................................................................

Selamat Datang Di Laboratorium Akuntansi dan Keuangan IKOPIN

............................................................................

Selamat Datang Di Laboratorium Akuntansi dan Keuangan IKOPIN

............................................................................

Selamat Datang Di Laboratorium Akuntansi dan Keuangan IKOPIN

............................................................................

Selamat Datang Di Laboratorium Akuntansi dan Keuangan IKOPIN

............................................................................

Rabu, 20 Januari 2021

Balance Fact : Dampak Kesalahan Laporan Keuangan

 

Dampak Kesalahan Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan laporan periodik yang dibuat oleh suatu bisnis atau perusahaan. Biasanya, laporan ini banyak digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Hal ini karena laporan ini berisi keadaan keuangan perusahaan. Pembuatan laporan keuangan tidak bisa dilakukan secara asal-asalan. Seluruh angka yang ada dalam laporan keuangan harus dimasukkan dan dihitung secara tepat.

Namun, ada kalanya pembuatan laporan keuangan ini mengandung kesalahan. Padahal, dampak dari kesalahan laporan keuangan itu cukup besar. Untuk mengetahui lebih lanjut penjelasan mengenai dampak kesalahan laporan keuangan, simak uraian lengkapnya berikut ini.

A. Penyebab Adanya Kesalahan Laporan Keuangan

Adanya kesalahan laporan keuangan bisa disebabkan oleh proses yang kurang tepat dalam pembuatan laporan keuangan tersebut. Orang yang membuat laporan keuangan juga sebaiknya orang yang dapat dipercaya dan memiliki kemampuan yang mumpuni.

Kesalahan dalam pembuatan laporan keuangan juga bisa disebabkan karena adanya hal-hal lain yang terjadi dalam pembuatan laporan, misalnya adanya transfer data antar sistem yang berbeda, input data secara manual, input data ke dalam platform offline, atau penggunaan perangkat lunak yang kurang tepat.

 

B. Dampak Kesalahan Laporan Keuangan

Setelah mengetahui mengenai penyebab adanya kesalahan laporan keuangan, berikut beberapa dampak yang ditimbulkan akibat adanya kesalahan pada laporan keuangan:

1. Adanya Resiko Pengambilan Keputusan yang Salah

Laporan keuangan salah satunya digunakan oleh para pengambil keputusan dalam perusahaan. Adanya kesalahan dalam laporan keuangan tentu akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan ini.

Selain itu, hal ini juga bisa menyebabkan adanya keraguan terhadap kredibilitas perusahaan. Akibatnya, perusahaan akan sulit untuk mendapatkan kepercayaan dari donatur, investor, atau pelanggan.

 

2. Kesalahan Laporan Keuangan Mempengaruhi Pajak, Denda, dan Audit

Adanya kesalahan pada laporan keuangan perusahaan tentu akan sangat mempengaruhi terhadap perhitungan pajak, denda yang harus dibayarkan, serta proses audit perusahaan.

Adanya kesalahan data bisa menyebabkan perusahaan harus membayarkan sejumlah uang tertentu saat proses audit dilaksanakan. Sebaliknya, adanya data keuangan yang akurat dan rekonsiliasi yang tuntas membantu seluruh pihak terkait untuk bisa tenang saat proses audit.

 

3. Laporan Keuangan Digunakan Oleh Konsultan untuk Analisa

Kebanyakan perusahaan sekarang menggunakan jasa konsultan pihak ketiga untuk melakukan analisa. Hasil dari analisa yang dilakukan oleh konsultan ini akan digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan perusahaan.

Namun, konsultan ini tentu akan menggunakan data-data yang diberikan oleh perusahaan, termasuk juga laporan keuangan perusahaan. Adanya kesalahan dalam laporan keuangan ini bisa menyebabkan adanya kesalahan analisa dan saran yang diberikan.

 

4. Adanya Biaya Tambahan Bagi Perusahaan

Adanya kesalahan pada laporan keuangan juga bisa mengakibatkan adanya biaya tambahan bagi perusahaan. Kelebihan profit perusahaan yang tertulis pada laporan keuangan bisa mengakibatkan adanya denda saat audit dilakukan.

Selain itu, kesalahan perhitungan depresiasi aset perusahaan bisa menyebabkan pembayaran pajak yang lebih besar. Karena hal-hal itulah kesalahan laporan keuangan bisa menyebabkan adanya biaya tambahan bagi perusahaan.

 

5. Memberikan Citra Buruk bagi Perusahaan

Keberhasilan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan sangat dipengaruhi oleh citra perusahaan tersebut di mata masyarakat. Masyarakat cenderung lebih senang membeli produk atau menggunakan jasa dari perusahaan yang memiliki citra yang baik.

Perusahaan yang memiliki kesalahan pada laporan keuangan dan telah tersebar ke publik akan memiliki citra yang lebih buruk. Orang akan beranggapan bahwa perusahaan tersebut berisi orang-orang yang tidak profesional dan diatur oleh manajemen yang buruk. Selain itu, perusahaan tersebut juga akan dianggap memanipulasi data dan tidak etis.

 

6. Kesalahan Laporan Keuangan Mempengaruhi Aliran Dana

Dampak umum lainnya dari kesalahan pada laporan keuangan yaitu adanya pengaruh buruk bagi aliran dana perusahaan. Laporan keuangan yang salah tidak bisa menceritakan mengenai keadaan keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Memperbaiki hal ini juga termasuk kegiatan yang sulit dan sangat memakan waktu.

Hal ini juga akan mempengaruhi pengaturan dan pengiriman invoice. Akibatnya, perusahaan akan lebih lama menerima pembayaran dari waktu yang seharusnya. Hal ini tentu akan mempengaruhi banyak hal lain, misalnya pembayaran gaji karyawan.

 

7. Kesalahan Laporan Keuangan Mempengaruhi Proses Budgeting dan Perkiraan

Data dari laporan keuangan tentu akan digunakan untuk proses budgeting di tahun berikutnya. Adanya kesalahan dalam pembuatan laporan keuangan tentu bisa menyebabkan adanya kesalahan juga dalam proses budgeting. Selain itu, perkiraan mengenai pertumbuhan perusahaan juga sangat bergantung terhadap keakuratan data dalam laporan keuangan.

 

8. Kesalahan Laporan Keuangan Memberikan Perkiraan Posisi Finansial Perusahaan yang Salah

Adanya kesalahan dalam laporan keuangan tentu dapat memberikan perkiraan mengenai posisi finansial perusahaan yang salah. Jika hal ini diketahui oleh investor tentu akan mempengaruhi iklim investasi. Jika posisi keuangan perusahaan tidak stabil, tentu investor akan ragu untuk berinvestasi terhadap perusahaan tersebut.

Hal yang sama juga berlaku pada saat perusahaan mengajukan pinjaman ke institusi keuangan. Dampaknya, pertumbuhan dan perkembangan perusahan bisa terhambat.

 

C. Cara Menghindari Kesalahan dalam Pembuatan Laporan Keuangan

Dapat disimpulkan bahwa cara terbaik yang bisa dilakukan yaitu dengan mencegah dan menghindari kesalahan dalam pembuatan laporan keuangan. Berikut adalah beberapa cara yang bisa digunakan untuk menghindari kesalahan dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan:

- Membuat integrasi antar sistem inti

- Membuat otomatisasi sistem tracking finansial

- Membuat sistem online agar ada backup data

- Menggunakan perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan

- Mempekerjakan akuntan dengan kemampuan yang mumpuni

- Menghindari proses input data secara manual

Dengan mengetahui mengenai dampak kesalahan laporan keuangan, pembuatan laporan keuangan akan bisa dilakukan dengan lebih hati-hati.


Share:

Jumat, 01 Januari 2021

Balance Fact : Perbedaan Laporan Keuangan Fiskal dan Komersial


 

PERBEDAAN LAPORAN KEUANGAN FISKAL DAN KOMERSIAL

 

Tahap terakhir dari siklus akuntansi adalah mengkomunikasikan laporan keuangan kepada pemangku kepentingan atau biasa disebut stakeholder. Pernahkah mendengar laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal? Setiap entitas atau perusahaan, wajib membayar pajak kepada negara sehingga laporan keuangan harus dibedakan untuk kepentingan pajak dan komersial. Lalu apakah perbedaan di antara kedua laporan keuangan tersebut?

 

Laporan keuangan komersial disusun berdasarkan standar-standar yang telah ditetapkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang bersifat netral atau tidak memihak.

 

Laporan keuangan fiskal merupakan informasi akuntansi yang dibuat untuk kepentingan perpajakan, penyajiannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku beserta aturan pelaksanaannya. Laporan keuangan fiskal adalah laporan yang dibuat untuk kepentingan perpajakan yang mengacu pada semua peraturan perpajakan, Laporan keuangan fiskal mencakup:

- Neraca fiskal

- Perhitungan laba rugi dan perubahan laba ditahan

- Penjelasan laporan keuangan fiskal

- Rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal

- Ikhtisar kewajiban pajak

 

Jika kita bandingkan antara laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal maka dapat kita ketahui beberapa hal terkait dengan perbedaannya, yaitu:

1. Pendapatan atau Penghasilan

Konsep penghasilan menurut akuntansi dan perpajakan berbeda. Ini merupakan hal yang wajar, mengingat tujuan dan pembuat kebijakan pada kedua laporan keuangan tersebut juga berbeda. Pada akuntansi atau komersial, pendapatan (revenue) dan penghasilan (income) adalah hal yang berbeda, tetapi keduanya masuk dalam laporan keuangan, sedangkan di dalam akuntansi pajak atau fiskal pendapatan adalah penghasilan.

 

Definisi pendapatan menurut IFRS dalam IAS 18, Pendapatan atau revenue adalah arus masuk bruto atas manfaat ekonomi selama periode tertentu yang timbul dari aktivitas biasa dari suatu perusahaan atau entitas di mana arus kas masuk tersebut menghasilkan peningkatan ekuitas, selain dari  peningkatan yang terkait kontribusi dari para pemilik modal.

 

Sedangkan, menurut UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 4 Tentang Pajak Penghasilan, “penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak, baik berasal dari Indonesia atau luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak dengan nama serta dalam bentuk apapun.”

 

Selanjutnya pajak merinci penghasilan kedalam tiga kategori, yaitu; penghasilan yang merupakan objek pajak, penghasilan yang dikenakan pajak final dan penghasilan yang bukan merupakan objek pajak penghasilan. Atas perbedaan tersebut, maka terjadilah perbedaan laba dalam akuntansi komersial dan akuntansi fiskal di mana pada akuntansi fiskal terdapat penghasilan yang bukan merupakan objek pajak yang artinya penghasilan tersebut tidak menyebabkan kenaikan laba fiskal.

2. Beban atau Biaya

Sama halnya dengan konsep pendapatan yang berbeda antara akuntansi komersial dan akuntansi fiskal, konsep beban pada kedua laporan ini juga berbeda. Beban pada akuntansi komersial didefinisikan sebagai penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal (IAI, 2007:13). Beban pada akuntansi komersial berbeda dengan biaya.

 

Perbedaanya terletak pada adanya manfaat ekonomi di masa mendatang untuk biaya. Pada akuntansi pajak beban didefinisikan sebagai biaya untuk menagih, memperoleh, dan memelihara penghasilan atau biaya yang berhubungan langsung dengan perolehan penghasilan.

 

Akan tetapi, tidak semua biaya dapat diakui sebagai pengurang pada laporan keuangan fiskal, meskipun biaya tersebut digunakan untuk operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pada akuntansi fiskal biaya dikelompokan menjadi dua, yaitu biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto (deductible expense) dan biaya yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (non deductible expense).

 

Adapun rincian biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok deductible dan non deductible diatur oleh peraturan yang dibuat oleh pemerintah, perusahaan tidak dapat mengklasifikasikannya sendiri. Perbedaan inilah yang membuat laba pada laporan keuangan fiskal dan laporan keuangan komersial berbeda.

 

3. Metode Perhitungan Persediaan

Metode perhitungan persediaan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) ada tiga, yaitu rumus biaya masuk pertama-keluar pertama ( First In First Out), rata-rata tertimbang (Weigth Average Cost Method) dan masuk terakhir keluar pertama (Last In First Out-LIFO) (SAK 14, 2017).

 

Namun, undang-undang pajak penghasilan Indonesia, perhitungan metode persediaan hanya dibolehkan menggunakan dua metode, yaitu metode rata-rata atau dengan metode FIFO. Metode LIFO tidak diperbolehkan pada akuntansi fiskal hal ini dikarenakan perhitungan dengan metode LIFO membuat nilai pajak terutang menjadi lebih kecil.

 

4. Metode Penyusutan

Akuntansi menentukan umur aktiva berdasarkan umur sebenarnya walaupun penentuan umur tersebut tidak terlepas dari tafsiran judgement. Akuntansi komersial memiliki beberapa metode penyusutan yaitu:

 

Metode garis lurus atau straight line method yang menghasilkan pembebanan yang tetap selama umur manfaat aset jika dinilai residunya tidak berubah.

Metode Saldo Menurun atau diminishing balance method yang menghasilkan pembebanan menurun selama umur manfaat aset.

Metode Jumlah Unit atau sum of the unit method yang menghasilkan pembebanan yang menurun selama umur manfaat aset (IAI,2007).

Sedangkan pada akuntansi fiskal dengan merujuk ketentuan perpajakan hanya menetapkan dua metode penyusutan yang harus dilaksanakan wajib pajak berdasarkan pasal UU No. 36 tahun 2008 pasal 11 tentang Pajak Penghasilan yaitu berdasarkan metode garis lurus dan metode saldo menurun yang dilaksanakan secara konsisten, kemudian aktiva (harta berwujud) dikelompokkan berdasarkan jenis harta dan masa manfaat. Adapun rinciannya tertuang pada peraturan menteri keuangan No. 96/PMK.03/2009.

Itulah perbedaan antara laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal.

Share:

INFO LAIN

Blog's

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Blogger templates