PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAH (PSAP)
NOMOR 05
TENTANG AKUNTANSI PERSEDIAAN
1.
Definisi
Persediaan
adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk
mendukung kegiatan operasional perusahan, dan barang-barang yang dimaksudkan
untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan
merupakan asset yang berwujud :
-
Barang atau perlengkapan yang digunakan
dalam rangka kegiatan operasional atau dalam proses produksi.
-
Barang dalam proses produksi yang
dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat.
-
Barang yang disimpan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat dalam rangka kegiatan pemerintahan atau suatu
perusahaan.
2.
Fungsi
Akuntansi
persediaan sangat penting untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan barang.
Memungkinkan perusahaan untuk mengetahui jenis barang yang mereka miliki dalam
jumlah inventaris perusahaan dan menetapkan nilai yang akurat untuk
berinvestasi di masa yang akan datang.
3.
Pengukuran
Persediaan
disajikan sebesar :
a. Biaya
perolehan apabila diperoleh dengan pembelian
b. Biaya
standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri
c. Nilai
wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.
Biaya
perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya
penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan
persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi biaya
perolehan.
Biaya
standar persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang
diproduksi dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara sistematis
berdasarkan ukuran-ukuran yang digunakan pada saat penyusunan rencana kerja dan
anggaran.
Harga/nilai
wajar persediaan meliputi nilai tukar asset atau penyelesaian kewajiban antar
pihak yang memahami dan berkeinginan melakukan transaksi wajar.
4.
Metode
Penilaian
1.
First-in First-out (FIFO)
Metode
penilaian ini mengasumsikan bahwa barang pertama yang tiba di inventaris bisnis
akan menjadi yang pertama dijual, hal ini terutama digunakan untuk melacak
makanan, obat-obatan dan produk yang mudah rusak lainnya.
2.
Last-in First-out (LIFO)
Metode
penilaian ini mengasumsikan bahwa barang terbaru dalam inventaris akan dijual
terlebih dahulu dan barang yang lebih lama akan dijual kemudian. LIFO tidak
popular dikalangan bisnis karena barang lama dalam inventaris umumnya memiliki
peluang lebih kecil untuk menemukan pembeli dan barang yang tidak terjual akan
merugikan bagi perusahaan.
3.
Biaya rata-rata tertimbang (AVERAGE)
Metode ini
digunakan untuk penilaian unit/barang serupa yang mungkin sulit dibedakan dan
dilacak berdasarkan biaya secara individual. Membagi total biaya barang dalam
persediaan dengan total unit/barang memberikan biaya rata-rata tertimbang dari
setiap unit/barang yang bersangkutan.