Keluarnya Inggris dari Uni Eropa tak pelak menjadi catatan sejarah dalam perjalanan sebuah kawasan integrasi ekonomi-politik dunia.
Lalu, apakah masih relevan integrasi ekonomi-politik semacam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya?
Menurut Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik, meskipun Inggris keluar dari Uni Eropa, namun mereka tetap mendukung integrasi ekonomi MEA yang sudah berjalan beberapa bulan terakhir.
"Hanya saja, harus ada benefit yang bisa didapat negara-negara di kawasan melalui single market itu. Kami terus mendukung integrasi ekonomi di sana, dan kami akan melanjutkan hubungan erat dengan negara-negara ASEAN termasuk Indonesia," kata Malik seperti dilansir Kompas.com.
Menurut Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio keluarnya Inggris dari Uni Eropa ini bisa menjadi bahan pembelajaran bagi Indonesia. Kata dia, jangan sampai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) terpecah belah seperti Uni Eropa.
"Lebih ke pembelajaran kita untuk kompak dan saling menguntungkan. Prinsipnya orang Inggris kan lebih mengutamakan keuntungan sendiri,"
ujar Tito .
MEA, sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara sudah berlaku pada Januari 2016. MEA
dibentuk agar daya saing negara-negara yang tergabung dalam ASEAN meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing.
Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan.
Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.
Riset terbaru dari Organisasi Perburuhan Dunia atau ILO menyebutkan pembukaan pasar tenaga kerja mendatangkan manfaat yang besar. Selain dapat menciptakan jutaan lapangan kerja baru, skema ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan 600 juta orang yang hidup di Asia Tenggara.
Pemberlakukan MEA diprediksi akan mendongkrak pendapatan domestik bruto (PDB) ASEAN menjadi USD4,7 triliun pada tahun 2020.
MEA ini juga diiringi dengan pembukaan pasar tenaga kerja dan jasa ASEAN di beberapa bidang. Ada beberapa sektor jasa yang telah dibuka secara bebas. Pekerja sektor tersebut dapat bekerja lintas batas negara.
Jadi, seperti kata Dubes Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik di atas, asal ada benefit yang bisa didapat negara-negara di kawasan melalui
single market itu, MEA tetap relevan.
Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/inggris-keluar-dari-uni-eropa-masih-perlukah-mea?content=all
0 komentar:
Posting Komentar