Jumat, 14 Maret 2025

BALANCE FACT: JURNAL PENYESUAIAN



A. Konsep Dasar Jurnal Penyesuaian

 Jurnal penyesuaian merupakan pencatatan akuntansi yang dibuat untuk mengkoreksi saldo rekening-rekening hingga mencerminkan kondisi sebenarnya pada akhir periode pelaporan. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa setiap transaksi diakui pada periode yang tepat, sehingga laporan keuangan menyajikan informasi yang akurat tentang aset, kewajiban, pendapatan, beban, dan ekuitas perusahaan.

  Dalam siklus akuntansi, jurnal penyesuaian dibuat sebelum penyusunan laporan keuangan dan setelah menyusun neraca saldo. Hasil pencatatan jurnal penyesuaian kemudian diposting ke buku besar, sehingga saldo-saldo akun mencerminkan nilai yang telah disesuaikan.

B. Situasi yang Memerlukan Jurnal Penyesuaian

Terdapat dua kategori utama situasi yang membutuhkan jurnal penyesuaian:

1. Transaksi telah terjadi tetapi belum dicatat dalam rekening

a. Beban yang masih harus dibayar

 Saat terdapat beban yang telah terjadi namun belum dibayar pada akhir periode, perusahaan perlu mengakui kewajiban tersebut. Beban ini harus dibebankan pada periode berjalan meskipun pembayarannya dilakukan pada periode berikutnya.

Format jurnal:

Beban….      xxx

        Utang….     xxx

Contoh:

Perusahaan meminjam uang Rp50.000.000,00 pada 1 Desember 2024 dengan bunga 12% per tahun. Pada 31 Desember 2024, jurnal penyesuaian untuk mencatat bunga bulan Desember:

Beban Bunga        Rp 500.000,00

         Utang Bunga               Rp 500.000,00

(1/12 × 12% × Rp 50.000.000,00 = Rp 500.000,00)


b. Pendapatan yang masih harus diterima

  Ini terjadi ketika perusahaan telah memberikan jasa atau menjual produk, tetapi belum menerima pembayarannya. Pendapatan tersebut harus diakui pada periode berjalan meskipun kasnya baru diterima pada periode berikutnya.

Format jurnal:

Piutang….    xxx

         Pendapatan…..   xxx

Contoh:

Pada 31 Desember 2024, terdapat pendapatan bunga sebesar Rp 2.500.000,00 yang belum diterima.

Piutang Bunga.      Rp 2.500.000,00

           Pendapatan Bunga           Rp 2.500.000,00


2. Transaksi sudah dicatat, tetapi perlu penyesuaian pada akhir periode.

a. Beban dibayar di muka

   Beban dibayar di muka adalah beban-beban yang sudah dibayar tetapi belum dibebankan/ diakui sebagai beban pada periode pelaporan berjalan. Timbulnya beban dibayar di muka disebabkan perusahaan membayar sekaligus beban-beban untuk beberapa periode pelaporan berikutnya. Beban yang telah dibayar sekaligus tersebut merupakan beban periode pelaporan sekarang dan sebagian lagi periode pelaporan selanjutnya.

Ada dua pendekatan pencatatan:

1) Pendekatan Neraca (dicatat sebagai aset)

Saat pembayaran:

Sewa Dibayar Dimuka   xxx

                      Kas                           xxx

      Jurnal penyesuaian:

Beban Sewa             xxx

         Sewa Dibayar Dimuka    xxx

Contoh:

Pada tanggal 1 Agustus 2024 PT Jaya Abadi membayar sewa untuk jangka waktu 1 tahun sebesar Rp 1.200.000,00. Pada waktu pembayaran dicatat sebagai aset. Jurnal yang dibuat pada tanggal 1 Agustus 2014 sebagai berikut:

Saat pembayaran:

Sewa Dibayar Dimuka         Rp 1.200.000,00

                  Kas                                             Rp 1.200.000,00

Pada tanggal 31 Desember 2024 dibuat pencatatan jurnal penyesuaian karena dari sewa dibayar di muka sebesar Rp 1.200.000,00 sebagian ada yang diakui sebagai beban untuk periode pelaporan 2024. Sewa dibayar di muka dikurangi/dikredit selama 5 bulan (1 Agustus 2024 sampai dengan 31 Desember 2024) dan pengurangan tersebut didebet pada rekening beban sewa karena manfaatnya sewa sudah dinikmati.

Perhitungan:

• Tanggal 1 Agustus 2024 dibayar sewa dan dicatat sewa dibayar di muka untuk 12 bulan sampai dengan 1 Agustus 2025.

• Tanggal 31 Desember 2024 dibuat laporan keuangan dan pada saat itu sewa dibayar di muka dari 1 Agustus 2024 sampai dengan 31 Desember 2024 disajikan sebagai beban sewa di laporan laba rugi. Sewa dibayar di muka dari 1 Januari 2025 sampai dengan 1 Agustus 2025 akan tetap dilaporkan/disajikan sebagai sewa dibayar di muka di neraca.

Jurnal Penyesuaian:

Beban Sewa       Rp 500.000,00

          Sewa Dibayar Dimuka      Rp 500.000,00

(5/12 × Rp 1.200.000,00 = Rp 500.000,00)

2) Pendekatan Laba-Rugi (dicatat sebagai beban)

Saat pembayaran:

Beban Sewa         xxx

             Kas                        xxx

Jurnal penyesuaian:

Sewa Dibayar Dimuka          xxx

                   Beban Sewa                         xxx

Contoh:

Pada kasus PT Jaya Abadi di atas, misalnya pada saat pengeluaran kas dicatat sebagai beban, maka jurnal yang dibuat pada tanggal 1 Agustus 2024 sebagai berikut: 

Saat pembayaran:

Beban Sewa             Rp 1.200.000,00

              Kas                                Rp 1.200.000,00

Pada tanggal 31 Desember 2024 membuat jurnal penyesuaian karena beban sewa yang dibayar Rp 1.200.000,00 sebagian ada yang menjadi beban periode pelaporan 2024 dan beban periode pelaporan 2025. Beban sewa di laporan laba rugi pelaporan 2024 disajikan sebesar beban sewa yang diakui dan dibebankan pada pelaporan 2024 yaitu Rp 500.000,00. Oleh sebab itu, beban sewa yang dibayar Rp 1.200.000,00 tersebut dikurangi/ dikredit 7 bulan (yaitu 1 Januari 2025 sampai dengan 31 Juli 2025) atau senilai Rp 700.000,00 karena tidak menjadi beban sewa periode pelaporan 2024 dan disajikan di neraca sebagai sewa dibayar di muka pelaporan 2024.

Perhitungan:

• Tanggal 1 Agustus 2024 dibayar beban sewa dan dicatat Beban sewa untuk 12 bulan sampai dengan 1 Agustus 2025.

• Tanggal 31 Desember 2024 dibuat laporan keuangan dan beban sewa dari 1 Agustus 2024 s/d 31 Desember 2024 disajikan sebagai beban sewa dan beban sewa dari 1 Januari 2025 s/d 1 Agustus 2025 dilaporkan/ disajikan sebagai sewa dibayar di muka.

Jurnal penyesuaian:

Sewa Dibayar Dimuka              Rp 700.000,00

             Beban Sewa                                   Rp 700.000,00

(7/12 × Rp 1.200.000,00 = Rp 700.000,00)

Pendapatan diterima di muka

Pendapatan diterima di muka terjadi ketika perusahaan telah menerima pembayaran untuk jasa yang belum sepenuhnya diberikan. Ini juga memiliki dua pendekatan pencatatan:

1) Pendekatan Neraca (dicatat sebagai kewajiban)

Saat penerimaan:

Kas                                          xxx

     Sewa Diterima Dimuka             xxx

Jurnal penyesuaian:

Sewa Diterima Dimuka                   xxx

                  Pendapatan Sewa                      xxx

Contoh:

Pada tanggal 1 Agustus 2024 PT Jaya Abadi menerima pendapatan sewa untuk jangka waktu 1 tahun sebesar Rp 1.200.000,00 pada waktu pembayaran dicatat sebagai kewajiban. Jurnal yang dibuat 1 Agustus 2024 adalah sebagai berikut:

Saat penerimaan:

Kas                      Rp 1.200.000,00

    Sewa Diterima Dimuka             Rp 1.200.000,00

Pada tanggal 31 Desember 2024 membuat jurnal penyesuaian karena sewa diterima di muka sebesar Rp 1.200.000,00 sebagian ada yang menjadi pendapatan untuk periode pelaporan 2024. Sewa diterima di muka harus dikurangi/dideber selama 5 bulan (1 Agustus 2024 s/d 31 Desember 2025) karena perusahaan telah memberikan jasa pada periode tersebut.

Jurnal penyesuaian:

Sewa Diterima Dimuka           Rp 500.000,00

     Pendapatan Sewa                             Rp 500.000,00

(5/12 × Rp 1.200.000,00 = Rp 500.000,00)

2) Pendekatan Laba-Rugi (dicatat sebagai pendapatan)

Saat penerimaan:

Kas                                xxx

    Pendapatan Sewa                 xxx

Jurnal penyesuaian:

Pendapatan Sewa                  xxx

       Sewa Diterima Dimuka                           xxx

Contoh:

Pada kasus PT Jaya Abadi di atas, misalnya pada saat pengeluaran kas dicatat sebagai pendapatan, maka jurnal yang dibuat pada tanggal 1 Agustus 2024 adalah sebagai berikut:

Saat penerimaan:

Kas                               Rp 1.200.000,00

     Pendapatan Sewa                           Rp 1.200.000,00

Pada tanggal 31 Desember 2024 dibuat jurnal penyesuaian karena dan pendapatan sewa yang diterima Rp 1.200.000,00 sebagian ada yang menjadi pendapatan untuk periode pelaporan 2024 dan pendapatan pelaporan 2025. Pendapatan sewa pada laporan laba rugi disajikan sebesar jasa yang telah diberikan. Pendapatan sewa 5 bulan (yaitu 1 Agustus sampai dengan 31 Desember 2024). Pendapatan sewa selama 7 bulan (1 Januari 2025 sampai dengan s/d 31 Juli 2025) tidak dilaporkan sebagai pendapatan sewa pelaporan 2024 karena pendapatan itu merupakan pendapatan periode pelaporan 2025, sehingga harus dilaporkan di neraca sebagai kelompok kewajiban dengan akun Pendapatan Diterima Di muka. Jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:

Pendapatan Sewa               Rp 700.000,00

    Sewa Diterima Dimuka                      Rp 700.000,00

(7/12 × Rp 1.200.000,00 = Rp 700.000,00)


c. Penyusutan aset tetap

 Aset tetap yang digunakan dalam operasional perusahaan mengalami penurunan nilai seiring waktu. Maka itu, penyusutan aset harus dicatat untuk mencerminkan penurunan nilai tersebut. Pada saat dilakukan jurnal penyesuaian maka terjadilah alokasi dari cost menjadi expense. Beban depresiasi penyusutan adalah alokasi harga perolehan aktiva tetap berwujud yang dibebankan pada suatu periode tertentu. Beban penyusutan yang dibebankan dihitung dengan cara taksiran, karena jumlahnya tergantung dari tiga faktor, yaitu harga perolehan (cost), taksiran umur ekonomis/masa manfaat, dan taksiran nilai residu/sisa. Jurnal penyesuaian untuk mencatat beban penyusutan adalah sebagai berikut:

Format jurnal:

Beban Penyusutan Aset Tetap                xxx

    Akumulasi Penyusutan Aset Tetap                xxx  

Contoh:

Suatu asumsi harga perolehan kendaraan adalah Rp 10.500.000,00. Nilai sisa diestimasikan Rp 5.000.000,00 dan ditaksir umur ekonomisnya 10 tahun. Metode penyusutan yang digunakan adalah garis lurus. Maka perhitungan dan jurnal yang dibuat atas penyusutan kendaraan tersebut sebagai berikut:

Garis lurus dihitung dengan rumus = [Harga perolehan - Nilai sisa] / Umur ekonomis

        = [Rp 10.500.000,00 – Rp 500.000,00] / 10 

        = Rp 1.000.000,00

 Jurnal penyesuaian:

Beban Penyusutan Kendaraan       Rp 1.000.000,00

    Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp 1.000.000,00


d.   Pemakaian perlengkapan

  Perlengkapan yang dibeli sering tidak habis terpakai dalam satu periode. Pada akhir periode, perlu dilakukan perhitungan nilai perlengkapan yang masih tersisa.

Ada dua pendekatan pencatatan:

1) Pendekatan Neraca (dicatat sebagai aset)

Saat pembelian:

Perlengkapan Kantor        xxx

              Kas                                         xxx

Jurnal penyesuaian:

Beban Perlengkapan Kantor           xxx 

            Perlengkapan Kantor                        xxx

Contoh:

Diasumsikan jumlah pembelian perlengkapan kantor pada bulan Agustus 2025 sebesar Rp 5.000.000,00 dan pada akhir periode perlengkapan yang tidak terpakai Rp 2.000.000,00. Pada saat pengeluaran kas dicatat sebagai aset/perlengkapan.

Saat pembelian:

Perlengkapan Kantor               Rp 5.000.000,00

                 Kas                                             Rp 5.000.000,00

Pada akhir periode, perlengkapan tersisa senilai Rp 2.000.000,00. Hal ini mengindikasikan ada pemakaian perlengkapan senilai Rp 3.000.000,00. Akun perlengkapan harus dikurangi dengan pemakaiannya, atau perlengkapan yang sudah terpakai harus dikeluarkan dari akun perlengkapan. Perlengkapan yang terpakai akan disajikan pada periode pelaporan berjalan (laporan laba-rugi) sebagai beban perlengkapan, sedangkan yang belum terpakai disajikan sebagai perlengkapan (neraca). Pada akhir periode jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:

Beban Perlengkapan Kantor Rp 3.000.000,00

    Perlengkapan Kantor Rp 3.000.000,00

2) Pendekatan Laba-Rugi (dicatat sebagai beban)

Saat pembelian:

Beban Perlengkapan Kantor         xxx

                      Kas                                           xxx

Jurnal penyesuaian:

Perlengkapan Kantor                      xxx

    Beban Perlengkapan Kantor                xxx

Contoh:

Diasumsikan jumlah pembelian perlengkapan kantor pada bulan Agustus 2025 sebesar Rp 5.000.000,00 dan pada akhir periode diketahui perlengkapan yang tidak terpakai Rp 2.000.000,00. Pada saat pengeluaran kas dicatat sebagai beban, maka jurnal yang dibuat pada tanggal 1 Agustus 2025 sebagai berikut:

Saat pembelian:

Beban Perlengkapan Kantor    Rp 5.000.000,00

                           Kas                                   Rp 5.000.000,00

Pada akhir periode, perlengkapan tersisa senilai Rp 2.000.000,00. Hal ini mengindikasikan ada pemakaian perlengkapan senilai Rp 3.000.000,00. Akun beban perlengkapan harus dikurangi dengan yang belum terpakai, atau perlengkapan yang belum terpakai harus dikeluarkan dari akun beban perlengkapan. Perlengkapan yang belum terpakai akan disajikan dilaporan neraca sebagai perlengkapan, sedangkan yang terpakai disajikan sebagai beban perlengkapan. Pada akhir periode jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:

Perlengkapan Kantor            Rp 2.000.000,00

    Beban Perlengkapan Kantor             Rp 2.000.000,00

Akibat dari pencatatan jurnal penyesuaian di atas, maka akun perlengkapan yang disajikan di laporan keuangan neraca sebesar Rp 2.000.000,00 sedangkan akun beban perlengkapan di laporan keuangan laba rugi sebesar Rp 3.000.000,00.


C. Kesimpulan

Jurnal penyesuaian merupakan komponen penting dalam siklus akuntansi untuk memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan informasi yang akurat dan sesuai dengan prinsip akuntansi. Dengan melakukan penyesuaian yang tepat, perusahaan dapat memisahkan dengan jelas pendapatan dan beban antara satu periode dengan periode lainnya, sehingga laporan keuangan mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya.


Sumber :

Bahri, S. (2016). PENGANTAR AKUNTANSI. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.


Share:

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar

INFO LAIN

Blog's

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates