JURNAL
KHUSUS
PENGERTIAN JURNAL KHUSUS
Jurnal khusus untuk
mencatat transaksi-transaksi yang terjadi secara berulang-ulang, misalnya
transaksi pembelian, transaksi penjualan barang dagangan, transaksi penerimaan,
dan transaksi pengeluaran kas. Masing – masing transaksi di atas dibukukan
tersendiri pada jurnal khusus, yaitu:
1.
Jurnal
Pembelian (Purchase Journal) yaitu berfungsi untuk mencatat segala pembelian secara kredit. Contoh:
a.
Pembelian
barang dagang secara kredit.
b.
Pembelian
perlengkapan kantor.
c.
Pembelian
peralatan kantor.
2.
Jurnal
Pengeluaran Kas (Cash Payment Journal) berfungsi untuk mencatat seluruh transaksi pengeluaran kas. Contoh:
a.
Pembelian
barang dagang secara tunai.
b.
Pembelian
perlengkapan kantor dan peralatan kantor secara tunai.
c.
Pembayaran
beban listrik, air, telepon, dan lain – lain.
3.
Jurnal
Penjualan (Sales Journal)
yaitu berfungsi untuk mencatat seluruh penjualan secara kredit.
4.
Jurnal
Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal) yaitu berfungsi untuk mencatat seluruh transaksi penerimaan kas. Contoh:
a.
Hasil
penjualan tunai.
b.
Penerimaan
piutang usaha.
c.
Penerimaan
pendapatan bunga.
Transaksi – transaksi lainnya yang
tidak dapat ditampung pada keempat jurnal khusus di atas, dicatat di dalam jurnal
umum (General Journal).
A.
Jurnal
Pembelian
Pada umumnya, harta yang
paling sering dibeli pada perusahaan dagang adalah :
a.
Barang dagang
b.
Perlengkapan
kantor misalnya ATK, dan sebagainya
c.
Peralatan
kantor seperti meja, kursi, dan lainnya
Pada perusahaan dagang,
transaksi pembelian terjadi secara
berulang – ulang sehingga jika digunakan jurnal umum untuk mencatatnya, maka
memerlukan waktu yang cukup lama di dalam posting ke buku besar. Untuk itu
perusahaan dagang dapat menggunakan jurnal pembelian sebagai penggantinya,
sehingga posting akan lebih cepat dan mudah dilaksanakan.
Fungsi jurnal pembelian adalah untuk
mencatat transaksi pembelian secara kredit, sedangkan pembelian tunai dicatat
jurnal pengeluaran kas. Banyak transaksi yang melekat pada pembelian barang
dagangan secara kredit diantaranya potongan pembelian dan biaya angkut
pembelian, maka bentuk jurnal pembelian harus dirancang sedemikian rupa, agar
semua transaksi yang berkaitan dengan pembelian dapat tertampung pada jurnal
tersebut. Jurnal pembelian tidak menggunakan dua kolom debet dan kredit, tetapi
terdiri dari beberapa kolom sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Transaksi
sering terjadi, maka sebaiknya dibuatkan satu kolom tersendiri, sedangkan bila
jarang terjadi cukup ditampung dalam kolom lain – lain. Bentuk jurnal pembelian
pada umumnya adalah sebagai berikut:
Jurnal Pembelian Halaman:
Tgl |
Ket |
No |
Debit |
Kredit |
|||||
|
|
|
Pembelian |
Perlengkapan Kantor |
Lain-Lain |
Utang Usaha |
Lain-Lain |
||
|
|
|
|
|
No.rek |
Jumlah |
|
No.Rek |
Jumlah |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Cara pengisian:
1.
Bagian atas
ditulis jurnal pembelian dan bagian sebelah kanan atas ditulis nomor halaman
sesuai dengan urutan halaman yang dipakai, misalna mulai dengan nomor 01,02,03,
dan seterusnya
2.
Lajur tanggal
diisi:
-
Angka tahun,
ditulis di bagian atas dan cukup ditulis setiap halaman
-
Nama bulan,
cukup ditulis sekali saja untuk bulan yang sama
-
Sesudah
bulan, ditulis tanggal transaksi, jika dalam satu tanggal terjadi beberapa
transaksi, cukup ditulis satu kali saja.
3.
Lajur
keterangan, diisi nama penjual barang
4.
Lajur nomor,
diisi nomor voucher sebagai bukti adanya transaksi pembelian
5.
Lajur
pembelian diisi jumlah pembelian barang dagang yang harus dibayar atas
pembelian kredit. Pada judul kolom pembelian disertakan nomor rekening
pembekian.
6.
Lajur
perlengkapan kantor diisi jumlah pembelian perlengkapan kantor.
7.
Lajur utang
usaha diisi dengan jumlah yang harus
dibayar atas pembelian kredit.
8.
Kolom lain –
lain dipergunakan untuk mencatat rekening yang tidak disebutkan dalam lajur
khusus yang disediakan baik pada sisi debet maupun kredit.
B.
Jurnal
Retur Pembelian
Sering kali barang dagang yang sudah
dibeli, pada waktu diterima tidak cocok dengan pesanan, atau barang dagang
tersebut rusak sehingga harus dikembalikan kepada pihak penjual. Pengembalian
barang dagang tersebut harus dinyatakan secara tertulis melalui surat ataupun
memo, namun yang umum digunakan adalah menggunakan nota debet (debet
memorandum). Nota debet adalah dokumen untuk memberitahukan kreditur bahwa
perkiraannya telah di debet sebesar jumlah tertentu. Retur pembelian ini dapat
dibukukan pada jurnal umum atau jurnal khusus retur pembelian. Transaksi retur
pembelian yang jarang terjadi, maka dapat dibukukan pada jurnal umum. Bentuk
jurnal retur pembelian pada umumnya adalah sebagai berikut:
Tanggal |
Nota Debet |
Keterangan |
Utang Usaha (Debet) |
Retur Pembelian (Kredit) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Cara pengisian:
1.
Kolom tanggal
diisi dengan tahun, bulan dan tanggal terjadinya retur pembelian
2.
Kolom nota
debet diisi dengan nomor/kode nota debet
3.
Kolom
keterangan diisi dengan nama supplier yang menjual
4.
Kolom utang
usaha dan retur pembelian diisi dengan nilai barang yang dikembalikan. Kolom
ini mencerminkan jurnal transaksi retur pembelian.
Pada akhir periode, kolom utang usaha dan retur pembelian tersebut
dijumlahkan dan nilai penjumlahan tersebut dipindahkan atau diposting ke buku
besar retur pembeliab dan ke buku besar utang usaha.
C.
Jurnal
Pengeluaran Kas
Fungsi jurnal pengeluaran kas adalah untuk
mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan pengeluaran kas. Misalnya
pelunasan utang usaha, pembelian perlengkapan kantor secara tunai, pembelian
peralatan kantor secara tunai, pembelian barang dagangan secara tunai,
pembayaran beban gaji, pembelian uang untuk pribadi (prive) dan pengeluaran –
pengeluaran lainnya. Bentuk jurnal pengeluaran kas sebagai berikut:
Jurnal Pengeluaran Kas Halaman:
Tgl |
Ket |
No Cek |
Debit |
Kredit |
|||||
|
|
|
Pembelian |
Utang Usaha |
Lain-Lain |
Kas |
Lain-Lain |
||
|
|
|
|
|
No.rek |
Jumlah |
|
No.Rek |
Jumlah |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Cara pengisian:
1.
Kolom tanggal
diisi dengan tahun, bulan, dan tanggal dari transaksi pengeluaran kas.
2.
Kolom
keterangan diisi dengan nama kreditur jika kas dikeluarkan untuk membayar utang
usaha. Jika dikeluarkan untuk membayar beban, diisi dengan nama beban tersebut
atau nama perkiraan yang di debet.
3.
Kolom nomor
cek diisi dengan bukti pengeluaran kas.
4.
Kolom
pembelian diisi dengan nilai pembelian barang dagang secara tunai.
5.
Kolom utang
usaha diisi dengan utang usaha yang dibayarkan.
6.
Kolom lain –
lain untuk menampung nilai perkiraan yang tidak dapat ditampung pada kolom
pembelian dan utang usaha.
7.
Kolom kas
diisi dengan kas yang dibayarkan oleh perusahaan.
D.
Jurnal
Penjualan
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang melakukan
pembelian suatu barang untuk kemudian dijual tanpa mengubah bentuk dengan
maksud memperoleh keuntungan. Jurnal penjualan adalah jurnal yang khusus untuk
menampung seluruh transaksi penjualan barang dagangan secara kredit. Bentuk
jurnal penjualan digambarkan sebagai berikut:
Jurnal penjualan Halaman
....
Tgl |
Keterangan |
No Faktur |
Debet |
Kredit |
||
|
|
|
Piutang dagang |
Penjualan |
Lain-lain |
|
|
|
|
|
|
Rek |
Jumlah |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Cara pengisiannya:
1.
Nomor halaman
diisi dengan lembar halaman yang dipakai.
2.
Kolom tanggal
diisi dengan tanggal, bulan dan tahun transaksi penjualan kredit yang terjadi.
3.
Kolom
perkiraan diisi dengan nama langganan atau nama pembeli diisi dengan nama jenis
barang yang dijual, dan untuk mengetahuinya dapat melihat langsung pada faktur.
4.
Kolom No.
Faktur diisi dengan nomor faktur yang dikeluarkan sehubungan dengan transaksi
penjualan tersebut.
5.
Kolom piutang
(debet) dan penjualan (kredit) diisi dengan nilai penjualan kredit dan kolom
ini mencerminkan transaksi penjualan kredit.
E.
Jurnal
Penerimaan Kas
Penerimaan kas perusahaan diperoleh dari beberapa
sumber, antara lain dari penjualan tunai, penagihan piutang usaha, sumber –
sumber lainnya (bunga, sewa, penjualan aktiva perusahaan dan lain – lain), dan
retur pembelian dalam hal retur tersebut terjadi setelah utang dagang dilunasi.
Bentuk jurnal penerimaan kas adalah sebagai berikut:
Tgl |
Ket |
No BKM |
Debet |
Kredit |
|||||
|
|
|
Kas |
Pot
Penjualan |
Lain-lain |
Piutang
dagang |
Lain-lain |
||
|
|
|
|
|
Rek |
Jumlah |
|
Rek |
Jumlah |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
F.
Jurnal
Retur Penjualan
Dalam transaksi penjualan, ada kemungkinan barang
yang telah terjual akan dikembalikan oleh pelanggan. Pengembalian barang
tersebut dapat disebebakan karena barang tidak cocok dengan pesanan, barang
rusak, dan sebab lainnya. Pengembalian barang dagang oleh langganan, dicatat
dalam suatu perkiraan yang dinamakan retur penjualan. Akibat transaksi
tersebut, saldo perkiraan piutang usaha yang bersangkutan harus dikurangi
dengan nilai barang yang dikembalikan, bila piutang belum dilunasi. Jika
piutang sudah dilunasi, perusahaan harus mengembalikan kas kepada pelanggan
yang bersangkutan.
Untuk penerimaan pengembalian barang, akan
dikeluarkan suatu bukti yang disebut sebagai nota kredit yaitu nota sebagai
bukti untuk mengkredit perkiraan piutang usaha langganan yang mengembalikan barangnya.
Bila transaksi retur penjualan sering terjadi, maka sebaliknya membuat satu
jurnal khusus dan jurnal ini disebut jurnal retur penjualan.
Jurnal Retur Penjualan Halaman....
Tanggal |
Nota Kredit |
Keterangan |
Return Penjualan (Debet) |
Piutang Usaha (Kredit) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0 komentar:
Posting Komentar